Rabu, 09 Desember 2009

Pengambilan keputusan dalam prilaku konsumen terhadap pelayanaan


Dalam kebiasaan konsumen apabila kita merasa tidak puas terhadap pelayanan maka kita akan merasa trauma dan tidak mau ke tempat itu lagi. Sebagai contohnya dina menggunakan mobil impornya yang sangat mahal ketika itu mobilnya mengalami kerusakan lalu di bawa kebengkel A kemudian merasakan pelayanan yang diberikan kurang baik terhadap mobil mahalnya yang seharga Rp. 450.000.000. kemudian mobilnya rusak lagi, karena pernah memperoleh pengalaman buruk dengan montir pada masa lalu. Ia tidak mau mengambil risiko bahwa pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Pergantian dari mekanisme turbo yang disservice dengan tidak tepat dapat benar-benar mahal atau memperbesar pengeluaran.
    Hal ini berarti menuntut dina untuk mendapatkan montir yang benar-benar ahli dalam bidangnya yang dapat menservice mobilya dengan baik dan bekerja dengan benar. Dengan keadaan ini, dina membiat pilihan awal montir dengan mengikuti PMD. Segera sesudah ia mendapatkan bahwa montir-montir ini dapat dipercaya, ini menjadi informasi penting baginya. Maka, ia tidak mempunyai pemikiran apapun untuk berganti montir. Ia kembali setiap kali kebutuhannya timbul dan loyal pada penyalur ini, walaupun ini mensyaratkan waktu dan biaya yang lebih banyak karena letaknya yang jauh dari rumahnya.
    Dengan demikian, loyalitas mereka dapat mencerminkan kebiasaan yang termotivasi untuk beralih ke tempat lain dan sulit diubah karena berakar dari pengalaman yang kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa konsumen dapat beralih ke tempat lain apabila mendapat pelayanaan yang kurang baik. Konsumen akan beralih ke tempat lain, yang penting konsumen mendapatkan pelayanaan yang memuaskan walaupun mengeluarkan lebih benyak waktu dan biaya.

0 komentar:

Posting Komentar